Rumah Adat Papua ( Honai )

Sketsa Struktur Rumah Honai
Ege News___Bicara Pulau  Papua, banyak hal menarik yang bisa ditemukan dari pulauPapua
Salah satunya adalah rumah adat masyarakat Papua atau rumah tradisional asli suku-suku yang ada di Provinsi Papua yang lebih terkenal dengan sebutan Honai.
Daerah pegunungan dan lembah di Papua mempunyai hawa yang cukup dingin pada umumnya terle­tak diketinggian 2.500 meter dari permukaan laut. Karena itu, bentuk rumah Honai yang bulat dirancang untuk bisa meredam hawa dingin ataupun tiupan angin yang kencang.
Rumah Honai memiliki bentuk atap bulat kerucut terbuat dari jerami atau ilalang. Bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan dan dapat meredam hawa dingin untuk tidak masuk kedalam rumah. Dinding rumah terbuat dari kayu dengan satu pintu pendek tanpa jendela.
Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Rumah Honai terdiri dari 2 lantai yaitu lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan, dan aktivitas keluarga lainnya. Lantai dasar dan lantai satu dihubungkan dengan tangga dari bambu. Para pria tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para wanita tidur di lantai satu.
Rumah Honai memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter. Di malam hari menggunakan penerangan kayu bakar.
Di dalam rumah Honai tepat di bagian tengah pada lantai, terdapat galian tanah yang berfungsi sebagai tungku. Selain sebagai penerangan, bara api juga berman­faat untuk menghangatkan tubuh. Jika tidur penghuninya tidak menggunakan dipan atau kasur. Mereka hanya beralas rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang.
Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai/ yamewa), wanita (disebut yagamo owaa), dan kandang babi (disebut ekina owaa).
Rumah Honai selain sebagai tempat tinggal juga mempunyai fungsi lainnya seperti tempat penyimpanan alat-alat perang dan berburu, tempat menggembleng anak lelaki agar bisa menjadi orang yang kuat waktu dewasanya nanti dan berguna bagi sukunya.
Selanjutnya Honai juga ber­fungsi sebagai tempat untuk menyusun strategi perang, jika terjadi peperangan.  Fungsi lainnya adalah tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat suku yang sudah ditekuni sejak dulu
Filosofi bangunan Honai, yang melingkar atau bulat mempunyai arti sebagai penjaga kesatuan dan persatuan yang paling tinggi sesama suku serta mempertahankan buda­ya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk selamanya. Dengan tinggal dalam satu honai, maka penghuninya akan selalu sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
Honai juga merupakan simbol dari kepribadian dan merupakan martabat dan harga diri dari orang suku yang harus dijaga oleh ke­turunan atau anak cucu mereka di kemudian hari.
Kini rumah adat Papua ini tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal suku asli saja, melainkan sudah dijadikan sebagai objek wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan. Karenanya, tidak heran jika rumah adat Papua kini dengan mudah bisa ditemukan di berbagai tempat  di Papua.

(http://www.harianhaluan.com/index.php/khas/19618-honai-rumah-adat-papua)
Share this post :

Posting Komentar

Popular Post

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. EGEDY NEWS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger